Kamis, 15 Desember 2011

Rehat dalam Waktu

Lama tak berjumpa dengan deretan huruf yang berbaris bersusun di atas keyboard


ingin bersua (lagi) namun masih menunggu luangnya waktu tuk menyisihkan memori indah dan menyimpannya disini


dan...


kembali dengan aktivitas yang ada...


mungkin tidak lama

namun juga bukan dalam waktu yang sebentar


yaaa....tinggal menunggu...

semoga bukan dalam diam...


^_^

Selasa, 20 September 2011

Foto Kenangan "DUA HURUF"

Beberapa hari yang lalu, tepatnya tanggal 27 Agustus 2011, 3 hari sebelum Hari Raya Idul Fitri 1432 H (berhubung saya ikut Idul Fitri versi Mu*********h), rumah penuh dengan kardus-kardus berserakan, termasuk di kamarku. Setelah satu jam, beberapa kardus sudah berhasil “diselamatkan” ke gudang, sekarang tinggal satu kardus. Setelah diotak atik, ternyata isinya tidak terlalu banyak. Cuma barang-barang dan buku-buku catatan semasa “SMP”. Wah, masih lengkap juga (pikirku). Ada buku catatan “Matematika” yang tebalnya minta ampun, sampai menghabiskan sekitar 5 buku (isi 54 lembar) ditambah buku tebal berbentuk album (itu khusus buku saat masih kelas 1 SMP)---(senyum sambil geleng-geleng kepala). Selebihnya buku catatan fisika yang tidak terlalu tebal (hanya menghabiskan 2 buku saja, aduh…).

Belum habis samapi disitu saja suasana beres-beres rumahnya. Dalam kardus itu masih ada yang belum dikeluarkan, eh ternyata ada album foto yang ikut “nyangkut” di dalamnya. Buka ah, penasaran album foto siapa ya?

Pas di buka, ASTAGAAAA!!!

Foto saat masih SD dulu…masih ada juga. Foto-foto nongkrong di kelas, foto-foto saat jam istirahat (keluar main, red), foto ketika ikut acara qasidah-an, foto waktu pakai baju olahraga sampai foto makan nasi kuning bareng dan foto saat kerja bakti membersihkan kelas. Betul-betul masih ada…!!!

Jadi terkenang lagi nih memori waktu “kecil”

Heboh dan aktif…(padahal saat itu dilarang bawa kamera ke sekolah)

Nekat versi “DIAN” yaaa begitulah…hehehe

Btw, dalam album itu foto teman-teman SD yang lebih eksis, soalnya yang aktif jadi fotografer…teteeeuup saya jugaa…(heuuhh)

Timbul ide usil…foto ulang ah, trus dikirim lewat grup Blac*Berr* biar yang di Surabaya sekarang (Yani, red) bisa lihat juga…hehehe (banyak yang komentar, pemirsa). Ada yang bilang, wah saya tidak Nampak (yaaa jelas aja, orang kita tidak sekelas waktu itu_ini khusus anak kelas unggulan hihihi), ada juga yang bilang “saya sudah keren sejak SD ya…”(narsis iihh), ada juga yang tidak mengenali dirinya sendiri..(aneh…)

Baru sebagian yang diupload tapi komentar dah segitu…

Yaa, ini harus disimpan…jarang-jarang “gifo” waktu SD, hehe

____________________________________________________________________________________

Esoknya…

28 Agustus 2011

Acara buka puasa bersama alumni 2007 SMANSA Benteng, belum sempat buka pembicaraan tentang foto masa “SD”, sudah ada yang nyolot duluan…(tentunya yang merasa satu SD sama saya san sekelas pula)…”JANGAN DIUPLOAD KE FACEBOOK!!! MALU KA’ GANNNK…”

Hahahaha, iyaaa…tenang, tidak akan diupload ke Facebook…^_*

(Tapi twitter dan blog boleh kan???)

:D :D :D

Nb : Riwayat SDN UNGGULAN CENTRE BENTENG II



Sabtu, 16 Juli 2011

Muka Tembok...!!!


Tolong baca dari kiri ke kanan ya...^_^


hasil hunting bareng teman satu kost...
lumayanlah walau ekspresinya tidak terlalu bagus...hehe

great thanks to Salki^^

Rabu, 13 Juli 2011

Sederhana [tapi] Bermakna


Hardianti Hajrah Syamsuddin ^_^

Dian

Nama yang diberi oleh orangtuaku sejak raga ini (dengan ruh tentunya) lahir. Bingung juga awalnya, apa makna nama ini ya?

Setelah mencari..akhirnya dapat juga

Ternyata “dian” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bermakna sebagai alat untuk menerangi atau bisa juga disebut pelita. Wah, maknanya sederhana tapi sangat dalam.

Malam ini, tepat pukul 00.00 wita. Usiaku memasuki angka 22 tahun. Usia yang tak lagi bisa disebut remaja (secara medis katanya tahap remaja akhir). Tapi masih sering dianggap muda…(wajahnya awet muda=narsis_hehe).

Heii, ingat…

Duniamu makin tua, iiann…^_^

Yaaa, berharap bisa lebih baik dalam menjalani kehidupan, dalam menggapai cita dan cinta serta segala hal yang bisa membahagiakan kedua orangtua.

14 Juli 1989. Sudah dua puluh dua tahun menginjakkan kaki di dunia ini, begitu banyak kisah yang telah terjaring dalam barisan rel ceritaku. Dan ku syukuri semua Ya Allah.

Aku menulis ini ditemani Salki dan Nu’, sahabat yang selama kurang lebih empat tahun bersamaku dalam dekapan Kota Makassar (Pondok Ananda, di Jalan Sahabat 3 No.142), rumah kost yang sudah lapuk tapi menyisakan berjuta cerita bagi kami.

Biarkan kisah-kisah hidupku mengisi ruang-ruang tak ternilai, dan akan selalu teringat (jika itu indah) dan akan kulupakan (jika itu pahit).

Terima kasih pada seluruh orang yang sudah berlakon dalam cerita hidup baik langsung bersamaku ataupun tidak.[#ehmm, ada yang spesial??? :)]

Selamat menyambut hari baru, iiann.

Selamat menjejakkan kaki pada dinding kehidupan yang baru, heii cicak.

Dan semoga “Sang Noppo” tak larut dalam kesedihan karena usia yang tak lagi muda.

Amin.


Selasa, 12 Juli 2011

Sedikit [dengan] Tuntutan !!!


Heuh

Begitu lelahnya…

Yaa, menunggu sebuah goresan tinta diatas kertas putih itu, perlu merelakan segala saat yang begitu penting. Penting menurutku dan tidak ada saat lain lagi untuk menggantikannya. Sederhana namun begitu tampak berharga. Lelah, hanya itu yang senantiasa muncul menemani. Menunggu suatu waktu yang tepat dan tidak lagi setelahnya. Gondok mungkin, atau entah apalah namanya. Justru karena itu menginginkanku lebih kuat…ingin menunjukkan bahwa diri ini tidak se-lemah dan se-manja yang orang lain pikirkan. Dan aku pasti bisa melaluinya…

Segera..

setelah “goresan” itu datang…

Lalu berakhir segalanya…di titik itu

Minggu, 10 Juli 2011

Menorehkan [lagi]...


Hari yang bersejarah...
ketika dengan seragam itu ku torehkan lagi janji

mendengungkan beribu kosa kata hingga timbul prosa bermakna
dituntut sedalam-dalamnya menyeringai tiap bait dari kalimat sesepuh siang itu

ya, 4 Juli 2011

jadi angka sakral dalam jejak keilmuanku
dan semoga tak pernah menjadi catatan kusam
karena akan tersiar dalam seluruh kepingan-kepingan cerita nanti

bagaimana dengan "engkau" ?

ingat...
setiap hari itu adalah berharga
maka, pertahankan kemegahannya walau itu dipandang semu atau sementara bagi segelintir orang

keharuan akan kebanggaan yang menarik untuk kutitipkan dalam goresanku kali ini

biar semua berwujud dan diamini dengan ikhlas oleh para dirimu disana, Kawan

^__^



Minggu, 26 Juni 2011

Yang [sangat] Menggugah


Miris...

Gerah...

Sedih...

Gusar...

entah apalagi yang terlintas dalam benak dan perasaan ini, ketika mendengar dan melihat kabar tentang pemerkosaan bayi usia delapan bulan di Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan.

Begitu muak dan ingin berteriak, karena secara sadar menyaksikan kemerosotan moral [lagi].
Apa yg terlintas di pikiran "sang pemerkosa" ketika melakukan hal memalukan itu ?

Kasihan nasib "sang ANAK" yang menjadi korban kenistaan itu.

Ironis...

"Save Child Abuse" harus mulai ditingkatkan pelaksanaannya...

#Berharap hal tersebut segera ditindaklanjuti dan tidak didiamkan begitu saja





Kamis, 23 Juni 2011

23 Juni ini...


Inginku gapai saat kemarin
mengurai kisah bersama dalam selingan tawa
menjumpai setumpuk nestapa yang kelamnya seakan berlari menghampiri
namun sosoknya tak kan henti menggenggam kepekaan akan picikku

hari ini...

Inginku menyinari tiap lorong harapan
dan pantulan citaku seiring baktiku padamu...

Ayah...selamat hari lahir bagimu...
ketika ku tak sempat berucap dalam dekap hari bahagia untukmu

dan percayalah, peluk hangatmu selalu akan terasa dalam kerinduan ini...

Segala yang terbaik, padamu....,
Ayah...^_^

Rabu, 22 Juni 2011

Kangen itu...


Kangen adalah ketika kamu mengingatnya dan ingin mengiriminya pesan singkat, tapi kamu tidak tau harus menulis apa


Kangen adalah ketika kamu diam dan yang kamu ingat hanyalah bersamanya


Kangen adalah ketika kamu hanya diam, dia hanya diam, dan setelah semua berlalu yang kamu rasa hanyalah sakit


Kangen adalah ketika kamu mengingatnya, tapi dia tidak, dan walau begitu kamu masih saja mengingatnya


Kangen adalah ketika kamu kesal karena kehabisan alasan untuk bertemu


Kangen adalah ketika dia tidur tanpa tahu kamu kehabisan akal bagaimana sedikit menyingkirkannya dari pikiranmu


Kangen adalah ketika kamu mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin


Kangen adalah ketika ternyata benar kamu merasa kehilangan


Kangen adalah salah satu perasaan yang akan kamu bunuh perlahan, entah siapa yang akan merasakan sakitnya, yang jelas, kamu akan bunuh rasa kangen, itu saja


dan sekarang...Aku Kangen...

Selasa, 31 Mei 2011

Fase Baru

Hei, kawan...

hariku telah membaru, tapi nampakku masih dalam gerilya lama

masih dalam warna-warna buram yang sangat ku sukai

bersama gelitikan lucu dan semai gerak yang tak henti ku gemari


ya, sosok motivasiku semakin melengkung dalam keheranan kaku

tapi kuharap akan meleleh sejalan liku tahap yang ku buat nanti

inginku tenang dan memantapkan busur hidup itu.



^____*

Jumat, 13 Mei 2011

"To Be Secret"



Semuanya hening…

“Hei, mau kemana?”, tanya Livia pada Kara.

“Nggak, cuma mau lihat keadaan diluar. Tunggu saja di sini sebentar”, jawab Kara.

Malam yang begitu panas. Tidak seperti biasa yang diselimuti embun dingin, kali ini kemarau seakan mencoba mengganggu penat lebih dalam lagi. Seonggok kantongan yang sedari tadi mengganggu penciuman Livia, belum juga ada yang membuangnya. Entah apa isinya.

“Gimana? Ada orang gak?”, tanya Livia ketika kembali melihat Kara dalam ruangan itu.

“Kayaknya udah sepi. Tapi kita harus tetap hati-hati”, sahut Kara.

Mereka mulai mengangkat kantong yang baunya menyengat itu. Sekali angkat, masih cukup berat.

“Aduh, berat tau…!!!”, keluh Livia.

“Terus, mau simpan di sini sampai ada orang yang tahu…?”, Kara bertanya dengan nada kesal.

“Ayo…Cepat!!! Sebelum ada yang datang…”, lanjut Kara.

Livia segera mengangkat kembali kantongan itu. Sedikit demi sedikit, kantongan itu sudah berada diluar gedung tempat mereka menyimpannya tadi. Kara segera beranjak dan mengambil mobil box yang diparkir tidak jauh dari gedung tersebut.

Dengan ekspresi ketakutan, Livia mencoba melihat sekelilingnya. Takut ada orang lain yang melihatnya.

“Cepat, naikkan…!!!”, teriak Kara dari dalam mobil.

“Eh, kamu pikir ini ringan apa? Bantuin dong. Aku nggak kuat ngangkatnya”, sahut Livia.

Kara segera turun, lalu membantu Livia mengangkat kantung sampah ke dalam box mobil. Kemudian secepat mungkin mereka meninggalkan tempat itu, sebelum ada yang melihat mereka.

Perjalanan mereka lanjutkan menuju sebuah tanah kosong. Gelap dan tidak ada siapa pun disana. Kara menyalakan korek gas nya. Yang terlihat hanya tumpukan sampah yang sepertinya baru habis dibakar oleh seseorang.

“Buang di sini saja”, jelas Kara.

Ditengah tanah kosong dan tidak jauh dari sisa pembakaran sampah tadi, mereka membuang kantongan yang mereka bawa.

“Ahh, akhirnya…sudah dibuang”, Livia lega.

“uuhhh,,,bau”, lanjutnya.

“Ayo, yang lain nunggu tuh. Nanti kita telat”, ajak Kara

Mereka beranjak dari tempat itu. Masih ditengah kegelapan

Sebenarnya apa yang ada dalam kantongan itu?

Apa yang dilakukan Livia dan Kara di ruangan dalam gedung tadi?


Bersambung…

Minggu, 01 Mei 2011

Talk About Something


Hari ini berbincang tentang "solidaritas"

beranulir dengan kata, dan melahirkan sebuah kalimat...
kemudian dirangkai, lalu direkam
dalam sebuah lengkungan visi..

lebih jauh berharap dapat diterjemahkan dalam sikap dan tindakan
yang berkutat pada semunya waktu...

semoga belum terlambat, untuk mengetahuinya lebih bijak...
namun dalam bingkai yang berbeda...

Baruga AP.Pettarani, 01 Mei 2011


Kamis, 14 April 2011

Tak Normal


Dalam titik itu
tidak ku temukan aku yang dahulu
yang bersandar pada hangatnya dahan kehidupan

permukaan perkiraanku terlalu menyilau
hingga tidak satu pun kesanggupan menyeruak

kali ini,
usaha pun tak ku capai...
suram dan sedikit penat

aku ingin kembali
dalam dekap "tuju" itu
karena setiap kepingan cerita, masih tertinggal untuk diselesaikan
untuk digalerikan...
kemudian dipatenkan sebagai memori yang tidak akan terlupakan

cukuplah seperti ini
inginku bangkit, menerima segala pahit
lalu berlari ke "tuju" itu dan tak bergeming
hingga dia menemukan sosokku dalam album hatinya


Rabu, 13 April 2011

Pekan "Berhadiah"

Sakit...
Yang pertama , 12 April...
aku dihadiahi saat menuju ruang UKM Lantai I. Tak disangka, dia begitu menyentuh dan membuatku menderita seketika. Betul-betul sakit.

Yang kedua, hari ini...
Tak sengaja aku dipertemukan lagi. Kembali di ruang publik, untungnya tak ada yang sadar bahwa dia menemuiku (lagi). Terpuruk sendiri tanpa ada yang turut merasakan. Sakit lagi yang ku terima.

Dua kali mendapat hal yang sama.
Masih beruntung karena terjadi di tempat yang berbeda.

Sama memalukannya, dan mengkhawatirkan...
jangan sampai itu terulang lagi dalam pekan ini, sungguh sakit.
Membuatku tak dapat tidur dengan nyaman.

Kepala Nyut-nyut...
Gara-Gara Kejedot...
Benjol deh...

^_^

Selasa, 05 April 2011

'Sepeda Benteng'

Minggu, 3 April 2011. Sore yang diselimuti mendung. Masih ditengah-tengah kegiatan Pekan Raya Ilmiah SMA/Sederajat Se-Sulawesi. Agenda selanjutnya adalah kunjungan media dan wisata sejarah ke Fort Rotterdam. Sebelum mengarah ke gedung redaksi Harian Seputar Indonesia di Jalan Haji Bau, rombongan memutuskan untuk lebih dulu mengunjungi tempat bersejarah yang terletak di sebelah barat Kota Makassar, yakni sekitar Pantai Losari. Benteng yang juga dikenal dengan nama Benteng Ujung Pandang ini, menjadi kian menarik bagi para peserta karena ternyata di dalam benteng baru saja dilaksanakan pawai sepeda onthel oleh sebuah komunitas pecinta sepeda antik di Makassar. Potret sana, potret sini, hanya itu yang sibuk dilakukan oleh peserta Persma 2011 untuk merekam memori ini dalam perjalanan mereka. Ada pula yang sibuk memperhatikan pernak-pernik hand-made yang dipamerkan pada pelataran depan Museum La Galigo. Menyenangkan bisa membuat mereka terlihat gembira dan bersemangat untuk agenda terakhir ini setelah beberapa hari mereka mengaku sedikit suntuk karena lelah dan capek. Sisanya karena kurang tidur.

Satu hal yang menjadi menarik bagiku sore itu. Sebuah pemandangan yang mengingatkanku pada gambar seorang sahabat yang kala itu diambil di sekitar halaman sekolah [SD-ku dahulu].

Jejeran sepeda antik, menarik perhatianku kala itu. Tanpa berpikir lebih lama, langsung saja ku jepretkan kamera yang sedari tadi sudah sibuk menyorot ke arah peserta dan panitia. Hasil jepretanku kali ini membuatku lumayan puas. Jenis kamera ternyata tidak menjadi masalah, yang penting angle pengambilan gambarnya yang sesuai dengan teknik yang ada, pasti bisa menghasilkan sesuatu yang bagus. Great!!![menurutku]

Ini dia hasil jepretnya...






Masih amatiran, jadi butuh saran dan kritikan.







Selasa, 08 Maret 2011

N-Jel [Ndak Jelas] ^_^


Sejenak tak hidup
bukan berarti sudah tak memiliki tempat
keadaan akan menjawab lain
ketika diri tak lagi mengabaikan segala hal itu

berdiri dan beranjak
dalam peluh yang gigih menerawang
menghadap kepada arah yang diinginkan
agar tak kehilangan dalam jejak

kalimat sejuk memang dapat menenangkan
tapi bagi sebagian orang justru akan menjadi simbol
lalu, sampai kapan pandangan hanya menerawang percuma
tanpa mulai menggenggam bingkai tujuan

sore ini,
mulai ku paham
bagaimana seharusnya
jika "ketika" itu bertanya
dan tak ditemukan jawab seperlunya...
padahal hanya dia yang mampu sekalian sanggup menerjemahkan titik pusaranya...

Kamis, 03 Maret 2011

C & c ituu...

Sudah ku baca tiap kata itu. Semoga engkau tak menyesal menuliskannya dalam tiap bait hidupmu. Aku pun berharap tak ada garis munafik yang mengikutiku setelah ini. Tapi mengapa setiap teringat dengan bagian kalimat yang engkau tuturkan, selalu terbersit perasaan haru…???Dan itu tanpa sengaja.

Maaf, aku tidak bisa bertahan dengan keadaan yang menurutku sulit dan tidak ingin pula membuatmu makin merasa terkungkung karena kehadiranku. Aku mencoba tegar dalam semua keluh itu, tapi tetap tumbang dan memilih untuk melihat air mataku jatuh kembali, lagi dan lagi.

Aku tidak cukup kuat dalam lingkar sakit yang ku buat sendiri. Sampai aku sadar, engkau banyak membawa energi positif buatku. Mengenalkanku pada setiap sisi yang selama ini tidak pernah ku lihat.

Masih ku sisipkan nama itu di memori kontak HP-ku…dan tidak akan ku ubah…

Akan tetap ku ingat C & c itu…selalu

Terima kasih,,,sudah mengizinkan ku singgah sejenak menghampiri hidupmu…

Jumat, 11 Februari 2011

Titipan Kesadaran Padamu


Memang letih bisa sangat menyakitkan
Peluh dapat berubah jadi karma
namun itu bukan padaku, padanya atau pun pada mereka...
itu mungkin saja ada padamu...

kesakitan hanya mewujudkan perumpamaan keasaan yang bersimpuh pasrah
perlu diguling dalam tirai kesadaran,
agar tak berganti ke satu dendam...

hari ini, sakit itu belum sembuh,
mungkin akan lama ia merenung...
merintih dalam sisa asa...

namun mencatat penuh dalam impian...
tak ingin menjadi insan kecil...
dalam kerapuhan...
hanya karena keegoan duniawi...

begitu cerita usai...
berharap titianmu dapat sadar dalam bingkai tiang yang tegak...
tak lupa diri dalam seoknya penguasaan emosi...

karena sesungguhnya kau hebat...
namun tidak sadar bahwa dapat tenggelam dalam asamu sendiri...

Jumat, 04 Februari 2011

Siap Menuju Kegiatan...

Jumat, 4 Februari 2011

Sekretariat Lembaga Pers Mahasiswa Hukum Universitas Hasanuddin kembali ramai dengan diadakannya rapat evaluasi persiapan Diklat Jurnalistik Dasar tingkat SMA-SMK-MA Se-derajat Se-Sulawesi. Suasana ruangan yang berukuran 3m x 6m itu riuh dengan suara yang saling beradu pendapat demi mencari solusi tepat untuk lancarnya kegiatan nanti.


Mulai dari Dewan Pembina, Dewan Pers dan Pengurus serta anggota baru ikut berbaur dalam diskusi mengenai Lomba Karya Tulis Ilmiah yang merupakan salah satu rangkaian kegiatan Persma [Pekan Jurnalistik SMA] nanti.



Saling melemparkan pendapat untuk kembali dirundingkan hingga mencapai kata sepakat.


Kemudian semuanya bersiap untuk segera melaksanakan hasil rapat dengan tugas masing-masing yang telah disepakati.

Kamis, 03 Februari 2011

"Masa Maba dengan Ke-alay-annya" [2007, red]

Hujan untuk malam ini terhenti
tapi saya masih asyik membuka album lama...
[foto-foto jadul zaman "maba"] :)

ini dia di antaranya, koleksi yang masih tersimpan...
yang lain, lagi dalam proses penyelamatan dari kerusakan [mainboard] el-pi ku...

:'(





waktu pengkaderan tahap III,,,
niatnya buat ikut lomba foto unik...

eh, malah asyik narsis2an di pinggir sawah...

tapiii...
keren jugaaa...
jadi kangennn masa-masa ini...


SERU...!!!



saat Basic Study Skill [bss, red]
sementara yg lain ishoma, nebeng foto aja deh sama "ELF"nya SuJu

hehehe...

[dari kiri ke kanan : Astri, Dian, Nunu', Ita]

masih ada lagi koq,

ini dia.......


menunggu hujan reda...[sepulang bss, red]
nongkrong sambil buka hape,
iseng aja langsung motret...
ternyata udah pada siap jadi objek foto...

dasar NARSIS...!!!hahaha

[dari atas ke bawah: Onna, Abhy, Sira, Rahmat, Icha, Eriel dan Inho]

kalau yang berikut ini....
hmmmm, apa ya...???hehe



...yang paling "menggelikan"...
pulang kuliah dari arah gedung PB
malah asyik-asyikan jadi foto model depan tangga...

benar-benar maba "alay",,,
hahahahahaha






Rabu, 02 Februari 2011

Spirit...!!!


Peluh itu memang berat... tapi jika di hapus satu demi satu, pasti akan bisa melahirkan semangat baru

saya harus berusaha...
!!!


Labil memang, tapi kalau ada usaha...
yakin dan percaya semuanya jadi mudah...

Life must go on...^__^

Sabtu, 29 Januari 2011

"Aktivis, siapakah mereka?"


Soe Hok Gie

Kampus tidak pernah sepi dari para aktivisnya. Orang-orang yang dalam perkembangannya selama menjadi mahasiswa memiliki ketertarikan untuk 'berbuat lebih' dari sekadar memajukan diri sendiri lewat angka-angka indeks prestasi.

Aktivis kampus, secara sederhana dapat kita wakilkan pada orang-orang atau kawan-kawan kita yang secara langsung maupun tidak langsung menceburkan dirinya pada organisasi-organisasi di kampus baik internal (UKM, Senat/BEM, Dewan Mahasiswa, dan sebagainya) atau eksternal (Pergerakan Mahasiswa, ormas, dan organisasi-organisasi di luar kampus lainnya.

Saat awal-awal kita memilih ikut atau masuk dalam sebuah organisasi, pasti empat jawaban ini yang akan kita lontarkan :

a. Menambah teman
b. Cari pengalaman
c. Belajar berorganisasi
d. Mengisi waktu

Itu sangat wajar dan sah-sah saja. Tapi ternyata, memilih untuk aktif dalam berbagai kegiatan kampus dan pilihan menjadi aktivis bisa jadi tidak sesederhana itu. Ternyata banyak yang bisa kita dapatkan dari apa yg kita sadari.

Jadi, aktivis kampus bukan orang-orang yang hanya mencantumkan namanya di sebuah organisasi, bukan pula orang yang hanya menjadi penggembira. Aktif di kampus ternyata bukan sekadar mencari teman atau mengisi waktu luang.

Jika kita menggali lebih dalam, pasti kita akan menemukan banyak jawaban yang menarik dari setiap kawan yang selama ini bergelut di kampus (selain kuliah). Saat beberapa di antara mereka ada yang secara sadar, keterlanjuran, bahkan karena alasan panggilan jiwa terbukti banyak mendapat hal-hal positif dari itu semua.

Berikut ini merupaka kutipan dari mereka yang pernah bergelut sebagai aktivis kampus :

"Karena saya tahu siapa saya dan saya tahu apa manfaat yang saya dapatkan. Jadi orang biasa sudah banyak. Saya ingin menjadi "extra ordinary person" yang bisa memberi manfaat untuk orang lain dan dengan beraktifitas, maka akan tergali potensi diri" (mantan Presidium Mahasiswa)

Seorang aktivis bukan saja mendapatkan apa yang tampak dan hanya berguna bagi dirinya. Namun, dengan melakukan aktivitas ia berharap dapat berbuat untuk orang lain.

adapula yang berujar seperti ini,

"Saya seorang yang biasa-biasa saja waktu SMU. Saya tidak terlalu tertarik dengan dunia organisasi. Namun pada saat kuliah, saya banyak melihat kondisi yang begitu plural dan saya merasa tergerak untuk berkecimpung di dalamnya. Ternyata hasilnya luar biasa. Saya banyak menemukan hal-hal yang dahulu tidak pernah saya dapatkan. Saya menjadi orang yang terbiasa menyelesaikan masalah dan bisa menemukan potensi-potensi diri saya. Kepemimpinan, misalnya".

Mahasiswa yang aktif di kampus dengan berbagai kegiatan akan biasa menghadapi suasana yang beragam dan mampu menjadi pribadi yang bisa dan sanggup dalam perbedaan. Lebih toleran dan mampu memberikan argumen dari apa yang diyakini serta tidak monoton.

Cara berpikir dan proses memahami sesuatu sangat dipengaruhi oleh lingkungan tempat belajarnya dan itu sangat ditentukan oleh seberapa jauh dan luasnya pergaulan selama bergelut dengan dunia kampus.



kata kunci : aktivis kampus


Sumber : agar ngampus tak sekadar status (book)






Kamis, 20 Januari 2011

"Ingatlah..."



Pertemuan dimulai ketika bersama mengawali langkah sebagai mahasiswa baru...

Dalam keadaan lugu dan seakan polos...bersentuhan dengan dunia kampus...

Berusaha mendalami apa yang akan kita raih setelah ini...

Prosesi penyambutan oleh angkatan sebelumnya, menciptakan berbagai pemikiran...

Ada yang segan, hormat bahkan takut terhadap beberapa dari ”mereka”...

Memang lucu, jika semuanya dikenang kembali...kawan

Tapi itu yang membuat kita salut akan semuanya...

Tidak lama, kita akan menempuh langkah berikutnya...



Kalian atau diriku yang lebih dahulu mengecup bukanlah menjadi kendala...

Hanya harapan besar titipan ideologi yang akan siap kita wujudkan,,,bersama atau secara terpisah...

Tentunya berusaha berakhir dengan segala kesuksesan...

Ditambah doa keyakinan...

Hadapi hidupmu di depan sana...

Buka mata dan hati...dengan lengan ”keadilan” yang telah kita pelajari selama beberapa tahun ini...

Kawan,

bukanlah gelar atau simbol yang kita kejar...

tapi memberangus ketidakadilan yang menjadi tolak ukur keberhasilan akan ilmu kita...

Viva for ”Juctice”...

"Peran Media dan Hak-hak Anak"




“Wartawan diharapkan dalam penulisan berita lebih berpihak pada anak dan perempuan
MEDIA memainkan peranan penting dalam membangkitkan kesadaran mengenai hak-hak anak. Melalui media masyarakat dapat lebih peduli terhadap hak-hak anak, baik dalam bidang kesehatan, pendidikan, pencegahan HIV/AIDS dan perlindungan anak.

Namun selama ini media cenderung mengeksploitasi anak dan kadangkala melupakan hak anak, hal ini terjadi karena jurnalis kurang memahami hak anak. Beberapa kasus liputan anak, yang semula bermaksud untuk membela anak justru membuat tereksploitasi sehingga anak akhirnya tidak bebas lagi karena identitasnya diketahui publik.

Oleh karena hal-hal tersebut, Unicef bekerjasama dengan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) didukung oleh Pemerintah Provinsi Papua dan Papua Barat, mengadakan pelatihan tentang hak-hak anak yang dipusatkan di Hotel Arumbay Biak, Rabu (24/10) hingga Jumat (26/10). Pelatihan itu diikuti 28 wartawan dari media cetak maupun elektronik se Provinsi Papua dan Papua Barat.

Pada pelatihan itu, para wartawan diberi pemahaman tentang Konveksi Hak Anak (KHA) yang dibawakan oleh I Made Ambo Arjana, SH dosen pada Sekolah Polisi Negara (SPN) Jayapura, Perspektif Anak dalam Peliputan dan Pemberitaan Isu-isu Anak oleh Rusdin Tompo dari Lembaga Investigasi Studi Advokasi Media dan Anak (LISAN) Makassar dan Liputan Isu Anak dengan Perspektif Anak oleh Gunawan Mashar dari Detik.com Makassar serta Mengagas Jurnalis Sadar Anak oleh Upi Asmaradhana dari Metro TV Makassar.

Melalui pelatihan itu, wartawan diharapkan dalam penulisan berita lebih berpihak pada anak dan perempuan serta dapat meningkatkan kemampuan dan pengetahuan tentang etika jurnalisme. Wartawan melalui medianya juga diharapkan lebih banyak mengangkat berita-berita tentang anak di Papua seperti, anak-anak yang tidak mendapatkan pendidikan, kesehatan yang layak seperti yang dialami anak-anak yang tinggal di pedalaman Papua.

Anak merupakan masa depan dan penerus bangsa sehingga anak harus lebih mendapatkan perlakuan yang sesuai dengan hak-haknya. Mereka harus menjalani masa kanak-kanak tanpa kekerasan, perlakuan yang tidak adil dan mereka harus mendapat perhatian yang serius baik dari orang tua, masyarakat dan negara. Dengan mendapatkan hak-haknya, di masa yang akan datang niscaya akan menjadi anak yang berguna.

Memahami Hak-hak Anak
Hak-hak anak dijamin oleh sebuah konvensi yang dinamakan Konvensi Hak Anak (KHA). KHA adalah perjanjian antarbangsa mengenai hak-hak anak. Konvensi atau kovenan adalah kata lain dari treaty (traktat, pakta) yang merupakan perjanjian di antara beberapa negara. Perjanjian ini bersifat mengikat secara yuridis dan politis. Jadi artinya, semua negara yang ikut menandatangani KHA harus mengakui dan memenuhi hak-hak anak.

Indonesia telah membuat UU No 23/2002 tentang Perlindungan Anak, sedangkan yang dimaksud dengan anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih didalam kandungan. Hak Anak merupakan bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi dan dipenuhi oleh orangtua, keluarga, masyarakat, pemerintah dan negara.

Hak-hak anak melekat dalam diri setiap anak dan merupakam bagian dari hak asasi manusia. Sesuai dengan prinsip-prinsip yang dinyatakan dalam piagam PBB, hak-hak anak merupakan pengakuan atas martabat, yang melekat dan hak-hak yang sama dan tidak dapat dicabut. Anak-anak pun memperoleh hak untuk hidup, memperoleh pendidikan, kesehatan, perlindungan dan hak untuk menyatakan pandangan-pandangannya secara bebas dalam semua hal yang mempengaruhi anak.

Prinsip-prinsip umum KHA
Dalam pelatihan itu disebutkan ada empat prinsip yang terkandung dalam KHA yaitu pertama, Non Diskriminasi, artinya semua hak yang diakui dan terkandung didalam KHA harus diberlakukan kepada setiap anak tanpa pembedaan apapun. Tanpa perbedaan adalah tanpa memandang ras, agama, pandangan politik atau pandangan lainnya, asal-usul kebangsaan, etnis, latar belakang sosial, status kepemilikan, distabilitas (cacat atau tidak), status kelahiran baik dari anak sendiri maupun dari orangtuanya atau dari walinya yang sah.

Kedua, kepentingan yang terbaik bagi anak, artinya dalam semua tindakan yang menyangkut anak yang dilakukan oleh lembaga-lembaga kesejahteraan sosial pemerintah atau swasta, lembaga peradilan, lembaga pemerintahan atau badan legislatif, maka kepentingan yang terbaik bagi anak harus menjadi pertimbangan utama.

Ketiga, hak hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan, artinya setiap anak memiliki hak yang melekat atas kehidupan dan negara wajib menjamin kelangsungan hidup serta perkembangan anak sampai batas maksimal.

Keempat, Penghargaan terhadap partisipasi anak, artinya anak yang memiliki pandanga-pandangan sendiri mempunyai hak untuk menyatakan pandangan-pandangannya secara bebas dalam semua hal yang memmpengaruhi anak. Pandangan anak tersebut harus dihargai sesuai dengan tingkat usia dan kematangan anak.
Karena hak anak adalah bagian hak asasi manusia, maka tidak ada ruang untuk menolak pemenuhannya, apa pun alasannya. Kita harus memahami ini agar dapat menempatkan diri dalam kerangka yang tepat untuk memastikan hak-hak anak tidak dilanggar dan dipenuhi oleh negara dan masyarakat. Setiap orang harus mengetahui bahwa anak memiliki hak sehingga bisa menjadi dasar perubahan untuk kehidupan yang lebih baik. sumber : http://id-id.facebook.com/notes/youth-center/peran-media-dan-hak-hak-anak/262773218394