Sabtu, 16 Juli 2011

Muka Tembok...!!!


Tolong baca dari kiri ke kanan ya...^_^


hasil hunting bareng teman satu kost...
lumayanlah walau ekspresinya tidak terlalu bagus...hehe

great thanks to Salki^^

Rabu, 13 Juli 2011

Sederhana [tapi] Bermakna


Hardianti Hajrah Syamsuddin ^_^

Dian

Nama yang diberi oleh orangtuaku sejak raga ini (dengan ruh tentunya) lahir. Bingung juga awalnya, apa makna nama ini ya?

Setelah mencari..akhirnya dapat juga

Ternyata “dian” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bermakna sebagai alat untuk menerangi atau bisa juga disebut pelita. Wah, maknanya sederhana tapi sangat dalam.

Malam ini, tepat pukul 00.00 wita. Usiaku memasuki angka 22 tahun. Usia yang tak lagi bisa disebut remaja (secara medis katanya tahap remaja akhir). Tapi masih sering dianggap muda…(wajahnya awet muda=narsis_hehe).

Heii, ingat…

Duniamu makin tua, iiann…^_^

Yaaa, berharap bisa lebih baik dalam menjalani kehidupan, dalam menggapai cita dan cinta serta segala hal yang bisa membahagiakan kedua orangtua.

14 Juli 1989. Sudah dua puluh dua tahun menginjakkan kaki di dunia ini, begitu banyak kisah yang telah terjaring dalam barisan rel ceritaku. Dan ku syukuri semua Ya Allah.

Aku menulis ini ditemani Salki dan Nu’, sahabat yang selama kurang lebih empat tahun bersamaku dalam dekapan Kota Makassar (Pondok Ananda, di Jalan Sahabat 3 No.142), rumah kost yang sudah lapuk tapi menyisakan berjuta cerita bagi kami.

Biarkan kisah-kisah hidupku mengisi ruang-ruang tak ternilai, dan akan selalu teringat (jika itu indah) dan akan kulupakan (jika itu pahit).

Terima kasih pada seluruh orang yang sudah berlakon dalam cerita hidup baik langsung bersamaku ataupun tidak.[#ehmm, ada yang spesial??? :)]

Selamat menyambut hari baru, iiann.

Selamat menjejakkan kaki pada dinding kehidupan yang baru, heii cicak.

Dan semoga “Sang Noppo” tak larut dalam kesedihan karena usia yang tak lagi muda.

Amin.


Selasa, 12 Juli 2011

Sedikit [dengan] Tuntutan !!!


Heuh

Begitu lelahnya…

Yaa, menunggu sebuah goresan tinta diatas kertas putih itu, perlu merelakan segala saat yang begitu penting. Penting menurutku dan tidak ada saat lain lagi untuk menggantikannya. Sederhana namun begitu tampak berharga. Lelah, hanya itu yang senantiasa muncul menemani. Menunggu suatu waktu yang tepat dan tidak lagi setelahnya. Gondok mungkin, atau entah apalah namanya. Justru karena itu menginginkanku lebih kuat…ingin menunjukkan bahwa diri ini tidak se-lemah dan se-manja yang orang lain pikirkan. Dan aku pasti bisa melaluinya…

Segera..

setelah “goresan” itu datang…

Lalu berakhir segalanya…di titik itu

Minggu, 10 Juli 2011

Menorehkan [lagi]...


Hari yang bersejarah...
ketika dengan seragam itu ku torehkan lagi janji

mendengungkan beribu kosa kata hingga timbul prosa bermakna
dituntut sedalam-dalamnya menyeringai tiap bait dari kalimat sesepuh siang itu

ya, 4 Juli 2011

jadi angka sakral dalam jejak keilmuanku
dan semoga tak pernah menjadi catatan kusam
karena akan tersiar dalam seluruh kepingan-kepingan cerita nanti

bagaimana dengan "engkau" ?

ingat...
setiap hari itu adalah berharga
maka, pertahankan kemegahannya walau itu dipandang semu atau sementara bagi segelintir orang

keharuan akan kebanggaan yang menarik untuk kutitipkan dalam goresanku kali ini

biar semua berwujud dan diamini dengan ikhlas oleh para dirimu disana, Kawan

^__^